PBPGI

Tim Golf Indonesia resmi menjalani official practice round di Luisita Golf & Country Club, Filipina, sebagai bagian dari persiapan menghadapi SouthEast Asian Amateur Golf Team Championship 2025. Sesi latihan ini menjadi kesempatan penting bagi para atlet untuk mempelajari karakter lapangan yang menantang, terutama pada kondisi green yang membutuhkan strategi khusus dan penyesuaian terhadap arah angin yang kerap berubah.

Meski sempat terkendala cuaca badai yang melanda wilayah Tarlac, skuad Merah Putih tetap menjaga fokus dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengasah course management serta menguji ketepatan pukulan di bawah tekanan cuaca ekstrem. Kondisi lapangan yang sempat terdampak, termasuk tumbangnya beberapa pohon, tidak menyurutkan semangat para atlet dalam menjalani latihan.

Lapangan Luisita Golf & Country Club dikenal sebagai salah satu venue dengan desain menantang di Filipina. Dengan fairway yang berliku, area rough yang tebal, serta green yang cepat dan memiliki kemiringan halus, para pemain dituntut untuk tampil presisi dalam setiap pukulan. Selain itu, arah angin yang berubah-ubah menjadi faktor penting dalam menentukan strategi permainan.

“Kondisi green di Luisita menjadi perhatian utama kami. Dalam technical meeting, hal ini sudah dibahas secara mendalam agar para pemain bisa menyesuaikan tempo dan strategi. Ball placement serta ketenangan di lapangan akan menjadi kunci sukses di ajang ini,” ujar Adi Saksono, Manajer Tim Golf Indonesia.

Adi menambahkan bahwa sesi latihan resmi digunakan untuk mengevaluasi kondisi aktual lapangan, terutama setelah badai sempat menyebabkan beberapa area lapangan tertutup cabang dan ranting pohon tumbang.

“Kami bersyukur seluruh pemain bisa tetap menjaga fokus dan semangat meskipun latihan tidak berjalan sepenuhnya lancar akibat cuaca. Justru situasi ini menjadi latihan mental yang sangat baik,” imbuhnya.

Salah satu pegolf putri Indonesia, Abigail Rhea, menyampaikan bahwa latihan kali ini sangat membantu tim dalam memahami karakter lapangan.

“Placement bola itu sangat penting. Karena beberapa par-4 di sini saya masih pakai long iron, jadi perlu tahu area yang aman dan di mana letak miss yang masih bisa ditoleransi. Kita semua punya gaya main dan kemampuan berbeda, jadi yang paling penting adalah bermain sesuai kekuatan kita sendiri,” ujar Abigail dengan penuh keyakinan.

Sementara itu, Isabella Sudarmanto menyoroti pentingnya akurasi dan kontrol pukulan di lapangan Luisita.

Di sini kalau miss lebih sedikit saja bisa bahaya karena ada rough yang tebal. Jadi harus tahu di mana area miss yang aman. Coach Alga juga mengingatkan supaya hati-hati di backswing—jangan terlalu tinggi karena bisa mengubah kontrol. Green-nya juga tricky, jadi perlu fokus ekstra,” jelasnya.

Pegolf muda Maureen Yose juga tampak serius mencatat setiap detail teknis lapangan dalam buku catatannya.

“Saya catat semua slope di green, supaya tahu arah jatuh bola dan kecepatan gulirnya. Jadi nanti pas main bisa lebih yakin menentukan arah pukulan ke pin. Lapangannya indah, tapi tantangannya luar biasa. Angin kencang, arah berubah, dan harus cepat ambil keputusan — semua jadi latihan yang bagus banget buat kami,” ujarnya.

Maureen menambahkan bahwa cuaca yang cepat berubah menjadi pengalaman tersendiri.

“Hari ini bisa dibilang rollercoaster banget — cuaca berubah cepat, angin kencang, kadang panas, kadang hujan. Tapi pengalaman ini penting supaya besok pas pertandingan kita nggak kaget. Semoga semua bisa tampil tenang dan kasih hasil terbaik untuk Indonesia.”

Meski cuaca ekstrem menjadi tantangan besar, tim pelatih memastikan seluruh pemain menjalani adaptasi dengan baik. Latihan dilakukan tidak hanya untuk membaca kondisi lapangan, tetapi juga untuk memantapkan strategi permainan tim—terutama dalam aspek course management dan pengambilan keputusan di bawah tekanan.

Skuad Indonesia juga menekankan kerja sama tim di luar lapangan. Para pegolf saling berbagi catatan dan pengalaman untuk menentukan strategi terbaik di setiap hole. Dukungan dari pelatih dan ofisial juga terus mengalir, memastikan para atlet tetap berada dalam kondisi fisik dan mental yang prima menjelang pertandingan resmi.

“Kami ingin seluruh pemain menikmati prosesnya. Tantangan cuaca ini justru bisa memperkuat mental bertanding mereka. Kami optimistis, dengan semangat kebersamaan dan persiapan yang matang, Tim Indonesia akan mampu bersaing dan tampil kompetitif,” tambah Adi Saksono.

Tahun ini, seluruh tim dan ofisial PB Persatuan Golf Indonesia (PGI) menargetkan agar Indonesia dapat kembali merebut Putera Cup dan menorehkan prestasi di kategori Kartini Cup. Dukungan moral dari masyarakat golf Tanah Air terus mengalir melalui pesan dan media sosial, menjadi sumber semangat bagi para atlet muda di Filipina.

“Semangat para pegolf meningkat pesat berkat dukungan penuh dari publik golf Indonesia. Doa dan motivasi dari Tanah Air menjadi energi besar bagi kami untuk tampil maksimal dan mengibarkan bendera Merah Putih di podium,” ungkap perwakilan PB PGI.

Dengan kombinasi antara strategi matang, semangat juang tinggi, serta dukungan penuh dari seluruh rakyat Indonesia, Tim Golf Indonesia siap menghadapi setiap tantangan di SouthEast Asian Amateur Golf Team Championship 2025. Seluruh pemain bertekad untuk memberikan penampilan terbaik, menjaga sportivitas, dan membawa kebanggaan bagi Indonesia di kancah golf Asia Tenggara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *